INFOSEMUA.com -| Bendahara Umum Gerakan Garuda Nusantara (Gegana) Said Andy Shidarta meminta Walikota Batam Amsakar Achmad dan Wakil Walikota Batam Li Claudia, yang juga menjabat sebagai Ex Officio Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Wakil Kepala BP Batam, meninggalkan cara-cara kepemimpinan konsorsium.
Permintaan itu disampaikan Gegana di tengah merebaknya mafia tanah yang melibatkan internal BP Batam hingga dibentuknya Panitia Kerja (Panja) di bawah Komisi VI DPR RI.
”Mafia lahan tolong dibersihkan dari tanah Melayu, khususnya dari Pulau Batam, Rempang, dan Galang. Sudah terlalu banyak warga, pegiat usaha, serta pengusaha yang menjadi korban mafia lahan. Kasus yang menimpa PT Dani Tasha Lestari, pemilik dan pengelola Hotel Purajaya, dan juga pengambil-alihan pengelolaan pelabuhan secara tidak adil dari tangan PT Sinergy Tharada,” kata Said Andy Shidarta, yang juga tokoh pemuda dan Hulubalang Lembaga Adat Melayu (LAM), Jumat (21/02/2025).
Sebagai anak kandung dari Komisi VI DPR RI, kata Said Andy, BP Batam seharusnya mengingat sejarah mengapa badan yang dulu merupakan Otorita Batam (OB) dibentuk.
”Tujuan pembentukan OB yang kini menjadi BP Batam, adalah untuk mengembangkan dunia usaha, bukan untuk memelihara mafia dengan melakukan kegiatan dengan cara-cara yang sadis, anarkis dan tak manusiawi. Ratusan miliar pengusaha dirugikan, ratusan pekerja kehilangan pekerjaan, bukankah tindakan seperti itu dapat digolongkan sebagai tindakan mafia,” ucap Said Andy Shidarta.
Permintaan bernada peringatan itu disampaikan untuk melengkapi petuah Amsakar sebagai Kepala BP Batam melalui sejumlah media. Amsakar mengajak masyarakat untuk memperkuat tali silaturahmi dalam menyambut bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Ex Officio Kepala BP Batam itu, berharap Ramadan 2025 ini dapat menjadi momentum dalam meningkatkan kebersamaan guna menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai. Pria yang baru saja meraih gelar Doktor itu juga mengajak masyarakat Batam untuk menjalani bulan puasa dengan hati yang bersih agar mendapat rida dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ajakan untuk menjaga hati yang bersih dan damai itu, menurut Said Andy Shidarta sangat positif. Tetapi jangan sampai diarahkan untuk meredam reaksi masyarakat yang tidak menerima perlakuan tidak adil atas tindakan-tindakan institusional dan pemimpin (Wali Kota dan BP Batam) sebelumnya. Pemimpin yang cenderung menghidupkan jaringan mafia, kata Said Andy, harus dihabisi hingga ke akar-akarnya. Baik anasir-anasir di dalam instansi, maupun aktor intelektual yang mengendalikan jaringan penguasaan lahan dan sumber daya lainnya di Batam.
”Kami sadar, memang posisi Amsakar dilematis. Kita pun paham bayan-bayang masa lalu itu selama 12 tahun lebih masih mengikuti Amsakar. Namun demikian, kita minta Pak Amsakar mengutamakan prinsip pemulihan revolusioner terhadap berbagai kerusakan sistem dan kebijakan yang selama ini ditinggalkan oleh pendahulunya. Yang bijak dan bajik itu dalam memimpin kota Batam ini. Dengan dua mesin yang mendorong perahu Kota dan BP Batam, pembaharuan di segala elemen lebih baik didahulukan agar tanah Melayu ini bermarwah,” papar Said Andy Shidarta.
Amsakar, katanya lagi, dalam menyampaikan petatah petitihnya kepada publik maupun kepada seseorang, tidak sekedar bijak, tetapi juga bajik.






